Mohammad Yamin
(Upload Pagi)
TRIBUNNEWSWIKI.COM- Prof. Mr. Mohammad Yamin, S.H. adalah sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum .
Ia juga merupakan salah satu orang yang dihormati sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
Selain itu, Mohammad Yamin juga perintis puisi modern Indonesia dan pelopor Sumpah Pemuda sekaligus "pencipta imaji keindonesian" yang mempengaruhi sejarah persatuan Indonesia. (1)
Baca: Ahmad Yani
Dari kiri : mr. Sujono Hadinoto, LN Palar, mr. M. Yamin dan mr. Joesoef Wibisono.(Dok. Kompas) (Kompas.com) Mohammad Yamin lahir di Talawi Sawahlunto, Sumatera Barat pada 23 Agustus 1903.
Ia dikenal sebagai pemimpin kelompok pemuda Sumatera.
Anak dari pasangan Usman Baginda Khatib dan Siti Saadah, yang merupakan keluarga terpelajar.
Sejak kecil, ia dibekali pendidikan oleh ayahnya yang sebagau mantri kopi.
para mantri kopi masuk ke dalam golongan terpelajar dengan kemampuan baca tulis dan berhitung yang baik. Kelompok lainnya ialah jaksa dan pangreh praja.
Setelah mendapatkan pendidikan dasar di kampung halaman, Yamin melanjutkan pendidikan ke Pulau Jawa, tepatnya ke Algemene Middelbare School (AMS) di Surakarta.
Selanjutnya, Yamin menuju ke Jakarta dan masuk Sekolah Tinggi Hukum (Rechts Hooge School) di Jakarta.
Setelah aktif dan memimpin Jong Sumatranen Bond, Yamin mulai aktif mengemukakan gagasan tentang persatuan Indonesia. Sebagai seorang sastrawan dan penyair, salah satu cara yang diyakini Yamin dapat menjadi "alat" persatuan adalah bahasa.
Gagasannya diucapkan dengan lantang dalam Kongres Pemuda I.
Melalui pidatonya, "Kemungkinan Bahasa-bahasa dan Kesusastraan di Masa Mendatang", Yamin "menyodorkan" bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
"Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa bahasa Melayu lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan dan bahasa persatuan yang ditentukan untuk orang Indonesia. Dan kebudayaan Indonesia masa depan akan mendapatkan pengungkapannya dalam bahasa itu,"
Pidatonya pun mendapatkan respons baik dari para pemuda yang hadir dalam kongres. (2)
Baca: Bung Tomo
Ketika kongres pemuda I belum bisa menghasilkan kesepakatan yang berarti, namun pidato Mohammad Yamin menimbulkan gejolak semangat yang baru.
Sebelum melakukan pertemuan akbar kedua, para pemuda kembali berupaya menyatukan sejumlah organisasi untuk fusi dalam satu wadah.
Perhimpunan Indonesia dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPKI) menyepakati hal itu.
Kemudian, banyak organisasi pemuda yang memilih untuk fusi dalam satu wadah.
Namun, Mohammad Yamin menolak dilakukannya fusi organisasi pemuda.
Ia lebih memilih dibentuknya federasi dari perkumpulan-perkumpulan yang ada.
Sebab, perkumpulan masing-masing daerah lebih bisa bergerak bebas tanpa adanya sebuah aturan yang melekat.
Pada akhirnya dilakukan Kongres Pemuda II dibuka pada 27 Oktober 1928 di Jakarta. Saat itu, ia menjabat sebagai Sekretaris Kongres belum menyetujui dibentuknya fusi.
Tak sampai disitu, Yamin sangat bersemangat akan persatuan Indonesia.
Bahkan, ia tetap berharap semangat persatuan tetap ada, namun tak menghilangkan kekhasan tiap daerah.
Selain itu, ia juga tidak ingin jika Kongres Pemuda II berakhir tanpa hasil. Minimal harus ada kemauan dan kesepakatan bersama yang dibacakan peserta kongres.
Saat kongres tengah berlangsung, Yamin mulai menuliskan gagasan "Sumpah Pemuda" tersebut dalam suatu kertas. Kertas itu kemudian dia sodorkan kepada Soegondo Djojopoespito, yang saat itu menjabat Ketua Kongres.
Mohammad Yamin mempunyai rumusan resolusi yang elegan, rumus itu dikenal dengan "Sumpah Pemuda". Berikut bunyi Sumpah Pemuda:
- Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
- Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
- Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, ditetapkan hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober.
Keputusan itu ditetapkan Presiden pada Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.
Sumpah Pemuda ini merupakan momentum bersatunya para pemuda yang bergerak bersama dalam berjuang menuju Indonesia merdeka.
Setelah Kongres Pemuda II, Yamin sendiri mulai melunak akan gagasan fusi organisasi pemuda daerah.
Akhirnya, pada 1930 semua organisasi pemuda bisa bersatu dalam satu wadah, yaitu Indonesia Muda.
Tujuan Indonesia Muda adalah membangun dan mempertahankan keinsyafan anak bangsa yang bertanah air satu agar tercapai Indonesia Raya.
Untuk itu, Indonesia Muda berusaha memajukan rasa saling menghargai dan memelihara persatuan semua anak bangsa. (2)
Baca: Tan Malaka
- Bintang Mahaputra RI, tanda penghargaan tertinggi dari Presiden RI atas jasa-jasanya pada nusa dan bangsa
- Tanda penghargaan dari Corps Polisi Militer sebagai pencipta lambang Gajah Mada dan Panca Darma Corps
- Tanda penghargaan Panglima Kostrad atas jasanya menciptakan Pataka Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. (1)
Baca: Diah Pramana Rachmawati Soekarno
- Tanah Air (puisi), 1922
- Indonesia, Tumpah Darahku, 1928
- Kalau Dewa Tara Sudah Berkata (drama), 1932
- Ken Arok dan Ken Dedes (drama), 1934
- Sedjarah Peperangan Dipanegara, 1945
- Tan Malaka, 1945
- Gadjah Mada (novel), 1948
- Sapta Dharma, 1950
- Revolusi Amerika, 1951.dll .(1)
Baca: Johannes Leimena
(Tribunnewswiki.com/ Husna)
[embedded content]
0 Response to "Mohammad Yamin"
Post a Comment